Sunday, December 1, 2013

Summer Sunshine -- a Prologue



ada yang tak sempat tergambarkan oleh kata ketika kita berdua.
hanya aku yang bisa bertanya, mungkinkah kau tau jawabnya?
malam jadi saksinya, kita berdua kita berdua diantara kata yang tak terucap
berharap waktu membawa keberanian untuk datang membawa jawaban.
mungkinkah kita,
ada kesempatan ucapkan janji tak kan berpisah selamanya..
(Berdua saja - Payung Teduh)

sebuah lagu dari payung teduh menghiasi headset yang tersambung pada sebuah handphone. sebuah pesan baru saja masuk kedalam inbox dan sudah ke sekiankali aku mebacanya. tidakah ini hanya sebuah mimpi? tanyaku dalam hati. Bagaimana bisa seorang yang tetlah mengenalku selama setahun itu tiba-tiba membelokan mimpi kami dan membangun miminya sendiri.

Aku kesal! aku marah! bagaimana bisa ia yang telah mengimingi surga kini meberi sebuah neraka?

sekali lagi aku membuka mataku, memandangi langit-langit kamar yang mulai usang. diluar sana mungkin bertabur bintang tapi mendung menyelimuti segala pandangan. pandanganku tersamar, air mataku meluap bagai air bah. aku menjerit pada gurun pasir tapi hanya hembusan angin utara yang menyaut.  

aku lelah! aku lelah dengan mimpi kita. ucapnya suatu ketika di pertemua terakhir kami. bagaimaa bisa bisa mimpi-mimpi yang telah tergantung begitu tinggi tiba-tiba dibiarkan teracuhkan? bagaimana sebuah perjalanan harus berhenti dan berputar kelain arah?

aku berjalan ditengah telaga, tenggelam dengan setumpuk kenangan yang akan terkubur didalamnya. aku berlari melintasi waktu yang terus mengikatku sampai segalanya akan berakhir dalam sebuah nama "Masa lalu"


Summer Sunshine -- a Prologue.
Story written by Shinta Buana.


Photo taken by Diky
Edited by Shinta Buana
Model Bani and Dyni
Photo Taken on Parang Teritis - Jogjakarta (2010)

No comments:

Post a Comment