Wednesday, December 11, 2013

elegi kala hujan


semilir angin menghembuskan luka. Kita menelusuri jalan sore itu, menatap senja diantara tangisan gerimis. Kau memeluku erat sambil berucap “maafkan aku” lirih suaramu membuyarkan segala amarah. 

Aku membalas pelukanmu, seolah waktu akan berputar lebih cepat dan enggan jarak memisahkan kita. Aku lelaki, tak mungkin terlihat lemah olehmu. Aku pria yang akan selalu melindungimu, bagaimana terlihat begitu rapuh atas kepergianmu? Tapi semesta telah berkonspirasi. Hujan di bulan desember kala itu mewakili segala kepingan air mataku.

Senja berlalu, geremis akan berubah mejadi pelangi. Seperti sebuah elegi.  “Pada saatnya nanti kau akan tersenyum memandangi hari ini” begitu pesanmu kala itu.

diikut sertakan pada #F2in1

2 comments:

  1. damn..! i love your words, all of your words..

    ReplyDelete
  2. @ Lucky : hhahaha, terkesan mellow yah tulisan ini. at the time gue lagi mellow banget :p terbawa suasana~

    ReplyDelete