Wednesday, February 19, 2014

Count on me

Diana berdiri diantara atusan kendaraan bermotor yang lalulalang di jalanan Jakarta. matahari yang meninggi menunjukan bahwa jam maka siang sudah di mulai. ia berkali-kali menggoyangkan sebuah smartphone di tangannya ke arah langit berharap sebuah signal nyasar terdampar ke handphonenya dan dapat menunjukan keberadaannya sekarang dengan GPS yang tersabung di handphonenya. sepuluh menit berlalu, signal di handphonenya masih saja setia menunjukan SOS.

"Duh, telat deh gue!" gerutunya pada diri sendiri. sesekali ia melihat jam tangan yang melingkar di tangan kirinya. satu jam lagi ia harus menghadiri sebuah konfrensi komunitas pecinta lingkungan yang tengah ia garap bersama sahabatnya, Bodan.

Diana yang memiliki spasial rendah dan pengetahuan yang buruk terhadap angkutan umum di jakarta akhinya harus menerima nasip sialnya. ia salah meaiki angkutan umum dan diturunkan sepihak oleh supir angkot yang ditumpanginya di sebuah tempat atah beratah. beberapa kali ia telah berusaha menghubung Bondan, sementara Bondan sudah biasa terjebak degan keadaan seperti ini hanya menanggapinya dengan santai "Kirim lokasi lo, jangan peri kemana-mana. nanti gue jemput" begitu katanya via chatbox.

"pak, kalau mau ke Sudiman jauh ya?" tanya Diana pada seorang pedagang asongan.

"Jauhlah neng, inikan di Ciputat!" kata pedagang asongan itu sambil tertawa.

Dianamengerutkan kening dan mulai menganalisis, bagaimana bisa ia yang bertepat tinggal di Blok A jakarta selatan bisa salah naik angkot dan terdampat di Ciputat yang notabebe sekarang sudah memasuki wilayah tangerang - banten. semakin ia berfikir semakin ia panik. dan mulai rutinitasnya kembali untuk mencari signal.

"Halo?Gue di Ciputat. cepetan kesini. gue udah nggak tau caranya pulang" rengek Diana begitu telepon tersabung.

"Iya bentar, gue lagi on the way kesaa" jawab Bondan. "Balik bada coba, gue kayaknya liat lo" lanjutnya setelah beberapa meit mendengarkan cerita Diana tersesat sampai ke tangerang.

"Bondan!! you save my life!" Diana setengah berteriak begitu masuk kedalam mobil Bondan.

Bondan hanya tersenum sinis "Mana pacar lo yang katanya kayak google itu?"

"Rey?" Diana meyakinkan, seoalah pacarnya lebih dari satu "dia emang google, tapi bukan google map kayak lo yang selalu bisa nemuin gue dimana aja" jawab Diana sambil nyengir kuda. ia tau betul, Bondan sedang menyindir pacarnya. Bondan emang sensi banget deh kalau sama Rey.

"hpffuuff" Bondan menghela nafas sambil terus konsentrasi mengemudikan kendaraanya.

"Percaya deh, lo itusahabat gue. mau ada seribu Rey yang selalu bisa jawab ertanyaan gue, gue tetep butuh lo buat nemuin gue bahkan disaat gue down. thanks yang Dan, you're the best i ever had" Jelas Diana tulus dan nyaris berkaca-kaca. dia emang paling gampang melow kalau sudah urusan tentang persahabatannya dengan Bondan yang sudah terjalin semenjak Sekolah dasar.

"Yeaah" Jawab Bondan sekenanya.

"Sekarang lo masih mau anter gue ke Sudirman kan?" tanya Diana hati-hati.

"udah dikasih hati, minta jantung pula" gerutu Bondan.

"Gue traktir Tiramisu deh"

Bondan terdiam tanpa sedikipun memalingkan mukanya pada Diana yang sudah memadanginya bagai aak kucing penuh harapan.

Perlahan lagu dari Bruno Mars mengalun dari speaker mobil Bondan.
If you ever find yourself stuck in the middle of the sea
I'll sail the world to find you
If you ever find yourself lost in the dark and you can't see
I'll be the light to guide you

Find out what we're made of
When we are called to help our friends in need

"thank youuuu Bondan" teriak Diana begitu lagu itu melantun dan memeluk lenga sebelah kiri sahabatnya.

diikut sertakan dalam #FF2in1 @nulisbuku

When I need you the most

Renata duduk di sebuah halte bus di depan kapusnya. hujan tak kunjung reda seolah masih rindu mencumbui tantah-tanah kering dan partikel debu yang berterbangan. sudah hampi satu jam ia menghibur dirinya dengan lagu-lagu di playlist ipod. sesekali ia memandangi langit yang siang tadi masih biru kini tertutup awan abu-abu.

"Re, ayo masuk!" Tetiba sebuah mobil sedan putih yang sudah sangat familiar itu muncul menepi ke pinggiran halte. penyupirnya membuka kaca dan memandangi Renata.

Renata menggeleng, ia masih bisa menahan rasa lelahnya setelah praktikum seharian di halte ii untuk menunggu hujan kembali reda dan ia dapat melanjutkan perjalan panjangya ke rumah.

"Jangan kayak anak kecil gitu dong, Re!" Ario, sang supir akhirnya gerah dengan tingkah laku Renata dan mebiarkan tubuh jangkungnya yang di balut jaket kulit di banjiri ribuan tetes air yang turun dari langit.

"Kamu ngapain disini?" tanya Renata, seolah ia tidak mengerti tujuan Ario menghampirinya.

Ario mengepalkan tangannya dan berusaha menahan kekesalanya. ngapain kesini? guramnya dalam hati mengulangi pertanyaan Renata. "Aku antar kamu pulang!" jawabnya berusaha sabar.

Renata tetap memaku di tempatnya duduk sambil memeluk beberapa diktat yang mulai basah.

Aro akhirnya hilang kesabaran dan memilih duduk di sebelah Renata. menemani Renata memandangi langit kelabu.

"kamu marah?" tanya Ario tapi Renata hanya terdiam membisu.

Ario dan Renata sudah menjalai hubunga selama 2 tahun. Ario yang seorang musisi kala itu tengah merintis karir musiknya mejadi seorang penyanyi solo. merekam lagu-lagunya pada sebuah CD yang akhirnya dipasarkan si beuah label kecil. karirnya yang terbilang baru melesat dengan cepat, beberapa panggilan show di radio atau gigs di kafe berdatangan bersamaan namanya yang mulai melambung. lagu-lagu dengan musik yang easy listening dan lirik yang sedikit puitis membuat lagu-lagu Ario diminati. semua yang Ario raih hari ini adalah berkat dukungan dan peran penting seorang Renata.

Renata yang bertindak sebagai pacar, manager dan sumber inspirasi Ario mulai kerepotan berperan sebagai peran sebelumnya. kuliahnya yang menginjak smester akhir mengharuskannya kerja ekstra demi sebuah gelar sarjana. sampai akhirnya Renata memutuskan perannya sebagai manager Ario da digantikan oleh Tatiana. seoarang manager utusan dai label tempat Ario bernaung.

Tatiana adalah seorang wanita yang memiliki segalanya. cantik, pintar serta menarik. bebrapa bulan terakhir hubungan Ario dan Tatianan mulai berubah. bukan sekedar Artist dan Manager tapi menjadi hubungan yang lebih intim yang akhirnya membakan api cemburu Renata.

"the siluete almost burn, all pictures in my head are gone. one  still remind and i see it clear. your voice guide me through the dark. as it never let me go. you teach me how to fly with broken wings..
And I need you..like a song need a poem" tetipa Ario menyanyikan sebuah lagu kesukaan Renata. And I need You karya Fiersa Besari.

Renata tersenyum "Dasar penyanyi!"

"Percaya deh Re, aku nggak kayak yang kamu kira. aku kayak gini karena kamu. mana mungkin bisa berpaling ke Tatiana" jelas Ario.

Renata kembali menundukan kepalanya. lagi-lagi Tatiana.

"Dia kali yang naksir kau, aku sih naksirnya sama kamu" Kata Ario sambil merangkul Renata dan memeluknya "I need you because I love you, like the earth need the sun. like a song need a poem" bisik Ario


diikutsertakan dalam #FF2in1 untuk tema pertama

Saturday, February 1, 2014

Review : film 12 menit

Jadi ceitanya setelah berpenasaran beberapa bulan terakhir, akhirnya film 12 menit untuk selamanya tayang juga!! Walauoun novelnya belum di baca sampe abis.

Sebagai mantan anak marching band yang pernah punya mimpi ikut GPMB guepun tergugah dan penasaran abis gimana cerita marching band bontang bisa sukses di gpmb. Fyi, pelatih gue sangat terinspirasi dan sering cerita ttg marching band yang berpusat di kota bontang kalimantan timur ini. Selain latarnya di kalimantan juga sih, gue semakin penasaran pingin liat kayak apa sih pulau yang wajib gue datengin sebelum gue mati.

Ceritanya berawal dari sebuak kelompok marching band yang di latih oleh rene (titi rajo bintang) yang bercita-cita ikut dalam kompetisi gpmb. Dalam perjalanan menuju cita-cita itudiperlukan komitmen, semangat dan daya juang yang tinggi. Mulai dari seleksi pemain sampai ratusab jam latihan. Dalam kelompok inti teraebut terjadi dinanika kehidupan masing2. Mulai dari tokoh erine, fild com yang memiliki ayah yang melarangnya ikut marching band dengan alasan marching band tidak bisa bikin kaya. Tara, pemain senar drum yang memiliki bakat pululan fantastis tapi keterbatasab pendengaran akibat kecelakaan dan mengalami depresi yang berat karena harus belajar memukul dan mendengar nada dari nor. Dan lahang, seorang pemain snare drum yang masih keturunan dayak asli dan tengah galau akubat penyakit ayahnya yang tak kunjung sembuh. 

Metode latihan rene yang cukup keras membuat ketoga tokoh anak didilnuabitu sempat menciut dan memilih berhenti dari band. Erine yang tidak mendapatvrestu ayahnya. Tara yang menyerah pad keterbatasannya dan lahang yang merasa berkewajiban untuk menemani ayahnya yang sakit. Sampai pada menit-menit terakhir latihan intense akhirnya marching band bontang dapat ikut serta dalam gpmb di senayan.

Menurut gue, ini adalah film yang keren banget. Wajib di tonton! Bukan karena gue mantan anak marching band, tapi lebih ke... Ini film ttg motivasi, tentang bagaimana komitmen dengan sebuah goal, bagaimana menghadapi segala ketakutan yang abstarak. Kita punya pilihan untuk nyerah atau tetep lanjut sampai goal itu terwujud apapun hasil akhirnya. Dan yang nggak gue ngga ngerti kenapa film sekeren ini malah dikit yang nonton.

Buat yang pernah jadi anggota marching band, film ini bisa jadi salahsatu pengobat kangen. Mungkin apa yang di alami di film ini pasti pernah di alamin di semua unit. Bongkar pasang pemain, diomelin pelatih, latihan display dan nada, deg-degan waktu lomba sampe down waktu liat unit lain lebih keren.

Dan satu hal lagi, hari ini gue baru ngerti perasaan pelatih gue kalau ada anggota yang keluar waktu deket-deket lomba atau anggotanya nggak dateng pa latihan. 

Oiya, satu lagi. Gara2 marching band gue jadi orang yang lebih toleran, gak egois dan peka nada (yg terakhir itu bohong). Karena di marching band itu ga kayak orang main drum set sendirian. Tapi gimana pemain bass drum harus menyatukan nada dg pemain snare drum, cymbal dan kuarto. Dengan karakter, skill  bermain sampe mood yang beda2 tapi harus tetep selaras. Kebayang kan kalo siang2 lagi belajar display terus satu orang salah ketuk. Bisa di omelin bareng2 dan ngulang dari awal. Jadi kebayang kan gimana toleransinya gimana belajar kompaknya? Hahaha