Tuesday, January 10, 2017

Review Critical Eleven by Ika Natassa

Judul : Critical Eleven
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit :2015
Tebal : 339 halaman


Sinopsis
Novel ini meceritakan tentang bagaimana seorang Anya yang merupakan seorang management consultan dan Ale yang seorang offshore operation engineer mengawali hubungan dengan meet-cute seperti dalam film romantic comady di sebuah pesawat menuju Sidney. sebulan kemudian sepulangnya Ale dari penugasan di teluk mexiko, Ale menghubungi Anya, dan hanya dengan 7 hari pertemuan intens mereka akhirnya jatuh cinta dan menikah.


Kehidupan pernikahan yang awalnya berjalan sempurna akhirnya mengalami sebuah cobaan besar dalam hidup keduanya yang membuat hubungan mereka renggang. Anya memutuskan untuk berpisah kamar dengan Ale meski masih satu rumah. Anya mengungkapkan kemarahannya dengan mengacuhkan Ale dan menganngapnya bukan siapa-siapa lagi sementara Ale berusaha jungkir balik mengembalikan semua seperti semula.

"ujian keimanan seorang laki-laki itu bukan waktu dia digoda oleh uang, perempuan, atau kekuasaan seperti yang dikatakan orangorang. ujian keimanan itu sesungguhnya adalah saat yang paling berharga dalam hidup lai-laki itu direnggut begitu saja, tanpa sebab apa-apa, kecuali bahwa karena itu sudah takdirnya"--Ale

Kehilangan Adian bagi Anya adalah kehilangan terdalamnya yang membuat ia menyadari bahwa orang yang paling ia cintaipun dapat berubah menjadi orang yang ia paling ia benci dan membuatnya mempertanyakan lagi tentang pilihannya memutuskan menikahi Ale.

"Marriage is little bit like gambling, isn't it? Bahkan lebih beresiko daripada berjudi, waktu kita duduk di depan meja poker atau blackjack atau dice, kita biss memilih ingin mempertaruhkan seberaoa banyak. Sedikit, sepertiga, setengah atau semua, kemenangan yang bisaa kita peroleh atau kekalahan yang harus kita tanggung semua tergantung dari seberapa besar resiko yang berani kita ambil. Tapi pernikahan tidak begitu. Saat kita duduk didepan meja penghulu dan melaksanakan ijab kabul, semua kita "pertaruhkan". Cinta, hati, tubuh, pemikiran, keluarga, idealisme, masa depan, karier, setiap sel keberadaan kita sebagai manusia. Tidak bisa setengah-setengah. Saat kita menang, kita memang bisa memenanhkan jauh lebih besar daripada yang kita pertaruhkan. Cinta yang kita rasakan bisa berlipat-lipatm tubuh kita tidak lagi satu tapi sudah bisa melahirkan keturunan yang lucu-lucu, In marriage, when we winm we win big. But when we lost, we lost more than everything. We lost ourselves, and there's nothing sadder tha  that."--Anya.

***
Yang gue suka dari novel ini, selain ceritannya yang realistis tapi juga cara Ika Natassa membuat alur cerita dengan sudut pandang kedua tokoh utama (Anya dan Ale) masing-masing dari mereka menceritakan pandangan terhadap permasalahan mereka sehingga pembaca dengan jelas memahami konflik dalam cerita berdasarkan sudut pandang keduanya dan semakin paham lebih dalam tentang karakter dan situasi sepanjanh cerita. 


Karakter utamanya sendiri sudah dapat membuat pembaca jatuh cinta. Ale yang benar-benar charming menurut saya dan Anya benar-benar sosok independen wanita karir yang banyak mewakili kaum perempuan urban jaman sekarang membuat buku ini semakin menarik.

selain itu, Ika Natassa juga memberikan detail yang sangat baik dalam penggambaran tempat bahkan brand yang di gunakan sehingga pembanca dengan mudah ikut mersakan susana dalam cerita seperti yang biasa Ika lakukan pada novel-novelnya.


Cara Ika Natassa membuat alur dengan menggambarkan situasi yang sudah terjadi tapi menyembunyikan konflik penyebab keduanya di tengah cerita membuat pembaca penasaran untuk membalik tiap halaman dengan perasaan "Apa lagi nih yang bakal terjadi pada Anya dan Ale?" benar-benar good idea sekali dan alur yang terasa mengalir tanpa mengada-ada dan penggambaran yang berlebihan.

Sayangnya akhir dari cerita keduanya menurut gue kurang klimaks aja, dengan konflik dan cara penggambaran Ika yang terhadap cerita yang sangat cerdas dan terlalu cepat penyelesaian permasalahannya selesai.

tapi over all its my favorite novel dan selama setahun belakangan entah sudah berapakali novel ini gue baca dan nggak pernah bosen bacanya.

btw, novel ini bakal di film-kan dan nggak sabar banget buat liat secara visual karakter Ale dan Anya yang akan diperankan oleh Reza Rahardian dan Ardinia Wirasti. semoga jalan cerita dan pembawaan pemain dapat mewakili karakter Anya dan Ale dengan baik karena yaa.. yang sudah kita biasa tau kalo film diangkat dari Novel suka elenceng. semoga kali ini nggak. amiiinnnn..


No comments:

Post a Comment